Menjadi Suami yang Baik
Pernikahan merupakan hal yang rumit. Dalam pernikahan, anda sebagai
suami mempunyai tugas untuk mendukung keluarga anda secara finansial dan
membesarkan anak-anak anda dengan kasih dan kepedulian. Hal tersebut
merupakan dua dari kodrat yang harus dilakukan oleh seorang suami yang
baik. Menjadi seorang suami yang baik dalam konteks keluarga adalah
ketika anda bisa menunjukkan bahwa suami merupakan bagian dari sebuah
tim dengan tugas mendukung rekan setimnya ketika partner kita
membutuhkan dukungan kita. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menjadi seorang suami yang baik.
1. Jadilah patner yang bisa mendengarkan istri
Ketika istri Anda memberitahu anda akan adanya masalah, dia sebenarnya
tidak selalu mencari pemecahan masalahnya. Dia hanya ingin seseorang
mendengarkan dan berempati dengan apa yang terjadi dalam
hidupnya. Seorang suami yang mendengar tentang masalah istrinya secara
naluriah ingin ikut memberikan saran bagi masalah yang dirasakan
istrinya walaupun sebenarnya bukan hal tersebut yang istri anda cari.
Anda perlu mengisi peran yang lebih daripada seorang psikolog yang
notabene mempunyai tugas sebagai pemecah masalah. Mendengarkan
masalah-masalahnya; menunjukkan bahwa anda memiliki empati; merupakan
hal yang perlu anda lakukan. Anda tidak harus memberikan pidato
berapi-api untuk memotivasi tentang bagaimana mengatasi masalahnya.
2. Jadilah patner yang menghormatinya
Cara untuk menunjukkan rasa hormat adalah dengan menghindari sikap
terlalu kritis. Contohnya jangan terlalu mengkritik cara istri Anda
dalam memilih gaun, cara makan, hasil masakannya dll. Cobalah untuk
menghindari intonasi yang bernada negatif kepada istri anda. Menunjukkan
kurangnya rasa hormat adalah salah satu tindakan yang bisa meracuni
pernikahan.
3. Hindari Penghakiman
Cobalah untuk tidak memusingkan hal-hal kecil. Istri anda adalah
individu yang berbeda dari anda. Dia memiliki pengalaman hidup yang
berbeda pula dari anda. Dia tidak akan selalu menyukai apa yang anda
suka.
4. Tahu Kapan Harus Berbicara Tentang Anda
Tentu saja, suami yang baik tidak selalu harus mendengarkan istri secara
terus menerus tanpa mempedulikan perasaan anda kepada istri. Ada
saat-saat kebutuhan anda harus dipenuhi. Itulah definisi kemitraan yaitu
memberi dan menerima. Katakan padanya bagaimana perasaan anda, tetapi
tidak menempatkan dirinya dalam posisi yang defensif. Ini berarti anda
harus menjelaskan padanya bagaimana sesuatu yang dia lakukan
mempengaruhi anda tanpa membuat istri menjadi pihak tertuduh. Ketika
anda berbicara tentang masalah dalam pernikahan Anda, katakan padanya
tentang bagaimana hal itu mempengaruhi anda. Komunikasi yang baik adalah
salah satu kunci dari perkawinan yang sehat; komunikasi yang baik
mengharuskan anda untuk menceritakan bagaimana anda terpengaruh.
Jika istri Anda melakukan sesuatu yang menyakiti anda, katakan padanya
apa yang membuat anda terluka. Jangan fokus pada tindakannya, tetapi
pada konsekuensi dari tindakan tersebut. Jika Anda hanya menuduhnya
merusak, anda menjadi tidak sensitif, tindakan tersebut secara otomatis
menempatkan dirinya dalam posisi bertahan. Ketika dia dalam posisi
defensif , komunikasi yang baik menjadi tidak mungkin dilaksanakan.
5. Bersedialah Untuk Mendapatkan Bantuan luar
Pria sepanjang sejarah telah diciptakan untuk menjadi mandiri. Salah
satu kasus pria yang menikah ketika dalam kesulitan adalah menolak pergi
ke seorang konselor pernikahan. Dia lebih suka membaca tentang
bagaimana cara untuk menyelamatkan pernikahannya daripada meminta
bantuan profesional. Namun terkadang masalah berjalan lebih dalam. Saat
itulah seorang pria harus meminta istrinya bahwa mereka harus berbicara
dengan seorang konselor. Konselor pernikahan profesional adalah
instruktur dalam cara untuk mendengarkan, cara untuk menunjukkan rasa
hormat, bagaimana menjadi bagian dari tim, bagaimana mengekspresikan
perasaan kita dan bagaimana menjadi lebih mesra. Singkatnya, ketika
seorang pria menemukan bahwa upaya yang terbaik yang telah dia lakukan
untuk meningkatkan kualitas pernikahannya gagal, ia membutuhkan
instruktur terlatih untuk memberikan pandangan yang bersifat membangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar